Bertanya-tanya sebenarnya, mengapa aku yang seperti ini, dengan keterbatasan untuk memahami sesuatu dengan cepat, justru ada di lingkaran mereka yang berpikiran nalar cepat, logis, sistematis, dan semacamnya. Mungkin sedikit berlebihan, tapi semoga ungkapan hiperbol ini bisa membuatku lebih semangat untuk bisa seperti mereka.
Aku kagum dengan mereka. Mereka begitu peduli dengan sekitar, kondisi teman sejurusan, organisasi, birokrasi, olahraga, keilmuan. Sementara aku belum sepeduli mereka, masih berkutat dengan diri sendiri. Diri ini masih hanya berusaha menjadi orang baik, belum menjadi orang yang berpikiran dalam untuk menjadi baik dan terarah kebaikannya.
Apa jalan keluarnya? Harus latihan untuk berpikir lebih dalam, lebih kritis (pernah mencoba, tapi entahlah rasanya makin sulit, apa ini yang namanya keterbatasan? Tapi jujur, ingin rasanya tidak membatasi diri, ingin belajar intinya.), lebih banyak berkomunikasi dengan orang lain, belajar dari pengalaman.
Satu yang aku berusaha terus mengupayakan, yaitu dekat dengan kebaikan dengan berbaik sangka pada-Nya. Aku yakin, dekat dengan kebaikan berarti dekat dengan Dia Yang Maha Baik. Ya Allah, jadikanlah diri ini apa adanya, bermanfaat untuk sesama, bagaimana pun jalannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar